Candi Borobudur adalah salah satu mahakarya arsitektur Buddha terbesar dan paling megah di dunia, terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Dikenal sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia, Candi Borobudur telah menjadi daya tarik wisata bersejarah yang memikat hati wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Candi ini tidak hanya memiliki nilai artistik dan arsitektur yang luar biasa tetapi juga memuat cerita panjang sejarah, agama, dan filosofi yang mendalam. Dibangun pada masa Dinasti Sailendra, Candi Borobudur dirancang sebagai tempat pemujaan Buddha sekaligus sebagai tempat ziarah bagi para penganut agama Buddha.
Dengan sejarah yang kaya dan desain yang luar biasa, Candi Borobudur bukan hanya menjadi peninggalan sejarah yang sangat berharga bagi Indonesia tetapi juga dunia. Dari konstruksinya yang rumit hingga simbolisme di balik tiap reliefnya, Candi Borobudur adalah bukti kejayaan peradaban kuno yang pernah ada di Nusantara.
Sejarah Awal Berdirinya Candi Borobudur
Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Sailendra, salah satu dinasti berpengaruh di Nusantara yang memiliki ikatan kuat dengan agama Buddha Mahayana. Diperkirakan pembangunan candi ini dimulai pada tahun 780 Masehi dan selesai sekitar tahun 825 Masehi, yang berarti membutuhkan sekitar 45 tahun untuk menyelesaikannya.
Dinasti Sailendra memilih kawasan yang dekat dengan Gunung Merapi untuk mendirikan candi ini, karena dianggap sebagai tempat yang sakral. Desain candi ini mengikuti konsep mandala, yang dalam ajaran Buddha mewakili kosmos atau alam semesta. Dengan tata ruang berbentuk piramida berundak, Candi Borobudur mencerminkan pandangan kosmologi Buddha tentang perjalanan hidup manusia dari dunia fana menuju dunia nirwana.
Tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan, Candi Borobudur juga dibangun sebagai tempat ziarah yang menjadi simbol pencerahan spiritual. Pengunjung yang mengikuti jalur dari dasar hingga ke puncak candi akan melewati berbagai relief yang mengisahkan perjalanan hidup Buddha dan ajaran-ajaran filosofisnya.
Arsitektur dan Struktur Candi Borobudur
Keunikan utama Candi Borobudur terletak pada arsitektur dan strukturnya yang menakjubkan. Dengan bentuk stupa bertingkat, candi ini terdiri dari sembilan platform yang terdiri dari enam platform persegi di bagian bawah dan tiga platform melingkar di bagian atas. Pada puncak candi terdapat stupa utama besar yang dikelilingi oleh 72 stupa berlubang berisi arca Buddha.
Seluruh struktur candi ini dibangun menggunakan batu andesit yang diambil dari sungai-sungai di sekitar daerah tersebut. Tanpa menggunakan perekat, batu-batu ini disusun dengan sangat presisi menggunakan sistem kunci. Keahlian ini menunjukkan kemajuan teknologi dan seni bangunan masyarakat pada masa Dinasti Sailendra.
Selain itu, Candi Borobudur memiliki lebih dari 2.600 relief yang terpahat di dinding-dindingnya, menjadikannya sebagai candi dengan relief terbanyak di dunia. Relief ini menggambarkan kehidupan Buddha, ajaran-ajaran moral, serta kehidupan masyarakat pada masa itu. Setiap relief memiliki pesan tersendiri, sehingga peziarah yang mengelilingi candi dapat memahami filosofi Buddha secara bertahap.
Fungsi Candi Borobudur Sebagai Tempat Ziarah dan Pemujaan
Fungsi utama Candi Borobudur pada masa Dinasti Sailendra adalah sebagai tempat pemujaan Buddha dan juga sebagai tempat ziarah bagi para pengikutnya. Candi ini menjadi simbol perjalanan spiritual, di mana para peziarah akan melakukan perjalanan dari dasar candi hingga ke puncak sebagai simbol pencapaian pencerahan. Dalam perjalanannya, peziarah diharapkan merenungkan makna kehidupan dan ajaran-ajaran Buddha yang terpahat di relief candi.
Pada masa itu, perjalanan ziarah dianggap sebagai bagian penting dari praktik keagamaan yang dilakukan oleh umat Buddha. Peziarah akan berjalan melingkari setiap tingkat candi sesuai dengan arah jarum jam (pradaksina), dari tingkat terendah yang mewakili dunia penuh nafsu, menuju tingkat tertinggi yang mewakili pencerahan dan nirwana. Perjalanan ziarah ini dirancang untuk menjadi pengalaman spiritual yang memperkaya jiwa.
Penemuan Kembali dan Restorasi Candi Borobudur
Setelah masa kejayaannya, Candi Borobudur sempat tertutup oleh abu vulkanik dari letusan Gunung Merapi dan terlupakan selama beberapa abad. Pada abad ke-19, candi ini ditemukan kembali oleh pasukan Inggris yang dipimpin oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris di Jawa. Penemuan ini memicu minat para arkeolog dan ahli sejarah untuk memulihkan dan melindungi Candi Borobudur.
Namun, pemugaran besar-besaran baru dilakukan pada tahun 1970-an dengan bantuan dari UNESCO. Proyek restorasi yang memakan waktu hampir 10 tahun ini melibatkan para ahli dari berbagai negara untuk memulihkan struktur candi yang sempat rusak akibat erosi, gempa, dan tumbuhan yang tumbuh di antara batuan candi. Pada tahun 1991, Candi Borobudur secara resmi ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, menjadikannya sebagai salah satu situs sejarah paling dilindungi dan dilestarikan di dunia.
Makna Filosofis dan Simbolisme di Candi Borobudur
Candi Borobudur tidak hanya merupakan mahakarya arsitektur tetapi juga memiliki makna filosofis yang dalam. Struktur bertingkat pada candi ini melambangkan tiga tingkatan kehidupan dalam ajaran Buddha, yaitu Kamadhatu (dunia penuh nafsu), Rupadhatu (dunia berbentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk). Setiap tingkat candi dirancang untuk menggambarkan perjalanan manusia dari kehidupan duniawi menuju pencerahan spiritual.
Relief-relief yang terpahat di Candi Borobudur juga mengajarkan berbagai ajaran moral dan etika yang bertujuan untuk membimbing manusia mencapai kehidupan yang lebih baik. Beberapa relief menggambarkan hukum sebab-akibat (karma), kisah Jataka yang mengisahkan kehidupan Buddha, dan filosofi tentang pengendalian diri. Dalam setiap reliefnya, Candi Borobudur mengajarkan nilai-nilai yang relevan untuk menjalani hidup secara bijaksana.
Pengaruh dan Daya Tarik Candi Borobudur di Era Modern
Hingga saat ini, Candi Borobudur tetap menjadi magnet wisata bagi wisatawan dari seluruh dunia. Sebagai salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya, Candi Borobudur tidak hanya diminati oleh wisatawan yang ingin menikmati keindahan arsitektur tetapi juga mereka yang mencari pengalaman spiritual dan pembelajaran sejarah.
Setiap tahun, ribuan umat Buddha dari berbagai negara datang ke Candi Borobudur untuk merayakan Hari Waisak, upacara penting dalam agama Buddha yang memperingati kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Buddha Gautama. Upacara ini menjadi salah satu momen yang menunjukkan peran Candi Borobudur sebagai pusat spiritual dan budaya bagi umat Buddha di seluruh dunia.
Tips Berkunjung ke Candi Borobudur
- Datang Pagi Hari
Untuk menghindari keramaian dan menikmati suasana yang lebih tenang, sebaiknya berkunjung ke Candi Borobudur pada pagi hari saat cuaca masih sejuk. - Kenakan Pakaian yang Nyaman
Sebagai area wisata yang luas dan terbuka, pastikan mengenakan pakaian dan alas kaki yang nyaman. - Jangan Lewatkan Pemandu Wisata
Untuk memahami sejarah dan filosofi candi, sangat disarankan untuk menggunakan jasa pemandu wisata yang berpengalaman. - Bawa Kamera
Candi Borobudur memiliki banyak spot foto yang menarik, jadi pastikan membawa kamera untuk mengabadikan momen.
Ayo Jelajahi Sejarah Candi Borobudur dan Rasakan Keagungannya Secara Langsung!
Jika Anda tertarik dengan sejarah, budaya, dan arsitektur kuno, Candi Borobudur adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Rasakan langsung keagungan peninggalan sejarah ini dan pelajari lebih dalam tentang nilai-nilai budaya dan spiritual yang tertanam dalam setiap sudut candi. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO yang paling berharga ini!
Comments 1